Jakarta 31 Januari 2017, Kemendikbud --- Komite III Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia (DPD RI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) menggelar rapat kerja (raker) membahas sejumlah program
prioritas bidang pendidikan dan kebudayaan, Selasa (31/1/2017).
Program-program yang dibahas antara lain Ujian Nasional (UN), Ujian
Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),
Program Indonesia Pintar (PIP), dan sejumlah program penting lainnya.
Dalam
raker tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy
memaparkan pemanfaatan anggaran belanja yang dikelola Kemendikbud tahun
2017. Muhadjir menjelaskan Kemendikbud mengelola anggaran sebesar
Rp.39,82 triliun atau 27,4 persen dari anggaran pendidikan nasional.
"Prioritas pemanfaatan anggaran tersebut meliputi belanja barang sebesar
Rp.21,98 triliun, belanja pegawai Rp.7.94 triliun, dan belanja bantuan
sosial Rp.8,62 triliun," jelas Mendikbud.
Terkait
dengan ujian akhir peserta didik, Mendikbud menjelaskan tiga jenis ujian
yang akan dilaksanakan yaitu UN, USBN, dan Ujian Sekolah (US). UN
digunakan sebagai pemetaan, sedangkan USBN dan US digunakan sebagai
penentu kelulusan peserta didik. "USBN dan US semangatnya adalah
mengembalikan peran guru dalam proses evaluasi siswa," ujar mantan
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.
Dalam
kesempatan tersebut, Muhadjir kembali menegaskan bahwa program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bukan berarti menambah jam pelajaran
siswa di kelas. Selain itu PPK tidak akan mematikan madrasah diniyah
yang dilaksanakan sesudah jam sekolah seperti yang dikawatirkan sejumlah
pihak. "Justru PPK ini bisa mengintegrasikan sekolah dan madrasah
diniyah, seperti misalnya yang dilakukan di Kabupaten Siak Riau," kata
Muhadjir.
Sejumlah anggota Komite III DPD RI
mendukung pelaksanaan USBN yang mekanismenya melibatkan guru sebagai
penyusun soal. Abdul Jabbar Toba, salah satu anggota DPD, mendukung
peningkatan peran guru dalam evaluasi peserta didik. "Guru-guru di
daerah mendukung pelaksanaan USBN, oleh karena itu pelatihan penyusunan
soal-soal evaluasi harus terus diberikan kepada guru-guru tersebut,"
ujar senator dari Provinsi Sulawesi Tenggara tersebut.
Anggota
DPD dari Indonesia bagian timur berharap program afirmasi untuk
daerah-daerah tertinggal terus ditingkatkan. "Di daerah kepulauan
seperti Maluku, aksesnya sulit, kualitas guru masih kurang, sangat perlu
perhatian khusus," kata Novita Anakotta, anggota DPD dari Maluku.
Menanggapi hal ini, Mendikbud menegaskan bahwa program afirmasi untuk
daerah-daerah tertinggal akan terus dilaksanakan untuk menciptakan
pemerataan. (Nur Widiyanto)
Sumber :
Penulis : Nur Widiyanto
Editor : Anandes Langguana
Editor : Anandes Langguana
0 Response to "Rapat Kerja Mendikbud dan DPD RI Bahas Sejumlah Program Prioritas"
Post a Comment